Halmahera Selatan Dapat Penghargaan PBB di Bidang Kesehatan
BACAN – Kabupaten Halmahara Selatan (Halsel) patut berbangga. Sebab salah satu hasil inovasinya pada sistem pelaporan kasus malaria yakni Laporan Cepat Kasus (Lacak) Malaria dari Malaria Center mendapat penghargaan tingkat Dunia pada event yang diselenggarakan Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB) di Jenewa Swiss. Bahkan ‘Lacak’ Malaria dari Kabupaten Halsel ini masuk lima besar untuk memperebutkan winner (pemenangnya).
Rencananya, penghargaan atas inovasi di bidang kesehatan khususnya penanggulangan penyakit malaria itu, akan diterima langsung Bupati Halmahera Selatan, Bahrain Kasuba di Markas PBB, Jenewa Swiss, pada tanggal 20 Maret mendatang.
Kabag Humas dan Protokoler Setda Halsel, Mujibur Rahman mengatakan, untuk penerimaan penghargaan tersebut, Bupati dijadwalkan akan berangkan ke Jenewa Swiss pada tanggal 17 Maret mendatang. “Ini merupakan salah satu hasil inovasi pelaporan Kabupaten Halsel dalam mengikuti kompetisi Global WSIS Prizes 2018. Dan Halsel masuk dalam lima besar dunia ini sangat luar biasa, karena di Indonesia hanya dua yaitu Kabupaten Halsel dan dari Universitas Gajah Mada (UGM) Yogyakarta pada katagori e-Health,”tendasnya.
Sementara itu, Kepala Bidang Pengendalian Penyakit, Dinas Kesehatan Kabupaten Halsel, Firmansyah SKM. M.Kes mengatakan, di tahun lalu, Halsel juga masuk nomivasi pada ketegori yang sama, hanya saja saat itu Halsel kalah voting, dan di tahun ini berhasil masuk di lima besar dan diundang ke Swiss oleh salah satu lembaga PBB yang menyelenggaran kegiatan ini. “Ada 17 karya inovasi dari Indonesia tapi yang lolos dan menjadi champion itu hanya 12. Dan untuk kategori e-Health hanya ada dua wakil Indonesia yakni dari Pemda Halsel dan dari UGM,”jelasnya.
Menurutnya, Lacak malaria merupakan inovasi sistem pelaporan yang dapat digunakan oleh petugas kesehatan baik dari polindes, Pustu dan Puskesmas atas kasus malaria yang ditemukan di lapangan atau pada saat dilakukan pengobatan. “Jadi ketika ada temuan ada kasus atau penderita malaria maka dapat dilaporkan melalui sistem ini (Lacak,red), dan langsung masuk ke pusat data. Detik itu juga dilaporkan maka detik itu pula diketahui sehingga langsung diambil tindakan. Jadi kalau sebelumnya laporan itu bisa diterima sekitar satu bulan, maka dengan sistem Lacak ini, laporan langsung diterima saat itu juga,”jelasnya.
Inovasi sistem pelaporan yang dimiliki Kabupaten Halsel ini, merupakan satu-satunya di Indonesia, dan bahkan banyak pihak yang tertarik dan ingin mengadopsinya. Belum lama ini juga, Kadis Kesehatan Kabupaten Halsel di undang ke NTT untuk mempresentasikan sistem pelaporan ini.
Pihaknya berharap, sistem ini dapat ditiru atau diterapkan juga pada pelaporan kasus penyakit lainnya atau bahkan bisa juga untuk pelaporan atas pelaksanaan pembangunan. “Jadi bisa diadopsi untuk pelaporan di bidang lainnya,”pungkasnya. (**)
Post a Comment