Perempuan Arab Saudi boleh mendaftar masuk tentara

Perempuan Arab Saudi boleh mendaftar masuk tentara
Tentara Hak atas foto AFP Image caption Perempuan yang mendaftar menjadi tentara tidak terlibat pertempuran namun masuk divisi keamanan.

Arab Saudi pertama kalinya membuka pendaftaran bagi perempuan untuk masuk militer, yang menjadi isyarat terbaru dalam upaya reformasi sosial yang ditempuh belakangan ini.

Kaum perempuan Saudi mendapat waktu hingga Kamis (01/03) untuk mendaftar menjadi tentara di Provinsi Riyadh, Mekkah, al-Qassim, dan Medina.

Posisi yang terbuka tersebut tidak untuk yang terlibat dalam pertempuran, namun untuk divisi keamanan, seperti dilaporkan Editor BBC urusan Arab, Sebastian Usher.

Perempuan Saudi untuk pertama kali boleh tonton laga bola di stadion Perempuan pemakai rok mini di Arab Saudi dibebaskan Kaum perempuan di Arab Saudi akan dibolehkan menyetir kendaraan

Daftar 12 persyaratan untuk mendaftar sebagai tentara antara lain menyebutkan mereka harus warga negara Arab Saudi, berusia 25 hingga 35 tahun, dan tamat sekolah menengah.

Disebutkan pula bahwa calon tidak boleh menikah dengan pria yang bukan orang Saudi.

Selain itu perempuan, dan wali prianya -baik itu suami, ayah, saudara pria, maupun putra- juga harus tinggal di provinsi yang sama dengan tempat kerjanya kelak.

Image caption Bulan Januari 2018, perempuan Saudi untuk pertama kali boleh menonton sepak bola di tribun khusus untuk keluarga.

Tugas mereka di divisi keamanan antara lain terlibat dalam penyelidikan pidana, penanganan kejahatan terkait narkoba, maupun menyangkut peraturan lalu lintas.

Langkah ini merupakan bagian dari proyek pembangunan ekonomi dan transformasi sosial yang ambisius dalam program yang disebut Vission 2030, yang dipimpin Putra Mahkota, Pangeran Mohammed bin Salman.

Laju transformasi sosial yang ditempuh- sebelumnya dengan perempuan yang boleh menonton sepak bola langsung di stadion dan dicabutnya larangan bagi perempuan untuk menyetir pada Juni tahun ini- mengejutkan banyak pihak di Arab Saudi maupun di dunia internasional.

Kaum muda Saudi umumnya menyambut upaya reformasi yang ditempuh Pangeran Mohammed bin Salman ini namun banyak juga pihak yang mengkritiknya karena dianggap membawa risiko baru.

Tidak ada komentar

Diberdayakan oleh Blogger.