3 BUMN Ini Sepakat Tingkatkan Penggunaan Komponen Lokal

3 BUMN MoU tingkatkan komponen dalam negeri (Foto: Ilyas/Liputan6.com)

PT Pindad (Persero), PT Barata Indonesia (Persero) dan PT Boma Bisma Indra (Persero) telah menandatangani nota kesepahaman (MoU) mengenai peningkatan penggunaan komponen dalam negeri dalam menghasilkan produk masing-masing perusahaan.

Penandatanganan ini langsung dilakukan oleh Direktur Utama Pindad Abraham Mose, Direktur Utama Barata Indonesia Silmy Karim, Direktur Utama BBI, Rahman Sadikin dan disaksikan langsung oleh Deputi Bidang Usaha Pertambangan, Industri Strategis dan Media Kementerian BUMN Fajar Harry Sampoerno di kementerian BUMN.

Harry mengungkapkan, saat ini pemerintah tengah menyusun Peraturan Presiden (Perpres) mengenai kewajiban penggunaan komponen dalam negeri. Hal inilah yang nantinya akan menjadi acuan seluruh perusahaan di Indonesia, termasuk BUMN.

"Kita harapkan dengan adanya kerja sama ini, BUMN bisa langsung merespons aturan yang sedang disusun ini. Jadi nanti tinggal dijadikan tolak ukur, dan kita bisa segera menyesuaikan," kata Harry di Gedung kementerian BUMN, Senin (8/7/2017).

Harry mengungkapkan, dengan adanya sinergi antar tiga BUMN ini, diharapkan produksi masing-masing perusahaan bisa lebih efisien mencapai 50 persen. Dengan demikian, kualitas produk masing-masing BUMN juga akan meningkat.

Sementara di kesempatan yang sama, Direktur Utama Barata Indonesia, Silmy Karim menegaskan sebenarnya selama ini tiga BUMN tersebut sudah bekerja sama. Hanya saja, dalam pelaksanaannya masih kurang maksimal.

Dicontohkannya, dalam pengadaan komponen pembangkit listrik, Barata Indonesia menggandeng Boma Bisma Indra dalam pemenuhan komponennya. Sedangkan Barata juga kerja sama dengan Pindad dalam komponen mesin-mesin produksi amunisi.

"Jadi ini diformalkan, karena organisasi di bawah masing masing perusahaan, misal Pindad karyawan ada 4.000 menjadi culture untuk saling mengisi, fasilitas, pemasaran, dan semuanya. Ini juga ada kaitannya dengan fasilitas-fasilitas yang belum dimanfaatkan secara optimal," tegas Silmy.

Dalam hal fasiltas yang belum termanfaatkan, salah satunya seperti yang dialami oleh Boma Bisma Indra. "Kita yang jelas sangat mendukung mengingat produksi kita masih di bawah kapasitas, jadi ini akan memberikan peluang kerja baru," tambah Dirut Boma Bisma Indra.

Sedangkan Dirut Pindad juga mengaku apa yang sudah ditandatangani ini akan memberikan peluang peningkatan omzet perusahaan. "Kita sampai saat ini sudah dapatkan kontrak Rp 2,9 triliun dari target kontrak kita Rp 3,1 triliun," tutup dia.

Seperti diketahui, Barata Indonesai dan Boma Bisma Indra adalah BUMN Industri berat yang bergerak di bidang pengecoran, manufaktur peralatan Industri dan proyek-proyek konstruksi. Sedangkan Pindad adalah BUMN pertahanan yang selain memproduksi alutsista juga memiliki divisi yang menghasilkan mesin industri.

   Liputan 6  

Tidak ada komentar

Diberdayakan oleh Blogger.