Rusia hadapi gelombang pengusiran diplomatnya dari Eropa dan Amerika Serikat

Rusia hadapi gelombang pengusiran diplomatnya dari Eropa dan Amerika Serikat
Kedutaan Besar Rusia di Washington, DC Hak atas foto Chip Somodevilla/Getty Images Image caption Kedutaan Besar Rusia di Washington, DC. Amerika Serikat mengusir 60 diplomat Rusia.

Amerika Serikat dan negara-negara di Eropa mengusir 113 diplomat Rusia sebagai bagian dari respons yang terkoordinasi atas serangan terhadap mantan agen rahasia Rusia di Inggris.

Mantan agen ganda Rusia di Inggris, Sergei Skripal dan putrinya Yulia, diserang dengan zat saraf di Salisbury, Inggris selatan, dan saat ini tengah menjalani perawatan intensif di rumah sakit.

Para pemimpin Uni Eropa pekan lalu mengatakan besar kemungkinan Rusia berada di balik serangan ini, namun pemerintah di Moskow menolak tuduhan tersebut.

Bantahan Moskow tidak menyurutkan Presiden Donald Trump untuk mengusir 60 diplomat Rusia di Amerika Serikat. Kanada mengambil langkah serupa.

Presiden Trump jawab tuduhan 'bagikan data rahasia' dengan Rusia Amerika Serikat 'identifikasi' agen-agen peretasan Rusia dalam pemilihan presiden Senat AS sepakat hukum Rusia

Ukraina akan mengusir 13 belas diplomat Rusia, dan 50% dari negara-negara anggota Uni Eropa masing-masing akan mengusir empat diplomat Rusia.

Aksi mengusir diplomat Rusia pertama kali dilakukan oleh Inggris.

Hak atas foto Getty Images Image caption Moskow menyebut pengusiran diplomat mereka dari AS dan Eropa sebagai tindakan yang provokatif.

Perdana Menteri Inggris, Theresa May, menyambut baik langkah AS dan Eropa mengusir diplomat Rusia, yang ia katakan sebagai solidaritas.

"Kami menyambut baik tindakan sekutu-sekutu kami, yang jelas memperlihatkan bahwa kita berada dalam posisi yang sama untuk mengirim pesan kepada Rusia bahwa mereka tak bisa terus melanggar hukum internasional," kata PM May dalam satu pernyataan tertulis, Senin (26/03).

Bagi pemerintah di Washington, inilah pengusiran diplomat Rusia terbesar sejak Perang Dingin.

Hak atas foto Reuters Image caption Pihak berwenang mengatakan mantan mata-mata Rusia di Inggris, Sergei Skripal dan putrinya Yulia, diserang dengan zat saraf.

Pernyataan yang dikeluarkan Kementerian Luar Negeri menyebutkan bahwa Rusia menggunakan zat saraf untuk mencoba membunuh seorang warga Inggris dan putrinya di Salisbury.

"Serangan yang dilakukan di Inggris, sekutu kami, mengancam nyawa banyak orang dan tiga orang mengalami luka parah, termasuk seorang anggota polisi," kata Kementerian Luar Negeri AS.

Rusia mulai menarik mundur pasukan dari Suriah FBI soroti menantu Trump terkait investigasi Rusia

Pemerintah AS menggambarkan serangan ini 'jelas-jelas pelanggaran terhadap hukum internasional dan konvensi senjata kimia'.

Presiden Dewan Eropa, Donald Tusk, mengatakan 14 negara Eropa memutuskan untuk mengusir diplomat-diplomat Rusia 'sebagai balasan' atas insiden di Salisbury.

Rusia menyebut langkah ini 'sangat provokatif' dan berjanji akan mengambil tindakan balasan.

"Ini adalah tindakan yang tidak bersahabat... kami akan mengambil balasan," kata pernyataan yang dikeluarkan Kementerian Luar Negeri Rusia.

Tidak ada komentar

Diberdayakan oleh Blogger.