Bupati Kolut Edukasi Petani Kakao

MUHAMMAD RUSLI/ POS
REVITALISASI : Program revitalisasi kakao sedang dilakukan Pemkab Kolut. Dalam tahapan tersebut, pemerintah melakukan edukasi pada petani.

.CO.ID — Edukasi menyangkut cara-cara menghasilkan tanaman kakao yang unggul dan berkualitas terus dilakukan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Kolaka Utara (Kolut) pada para kelompok tani. Sekolah lapangan di perkebunan kakao bahkan dipantau langsung Bupati Kolut, H. Nur Rahman Umar, sekaligus memberikan semangat kepada warganya. Nur Rahman selalu meminta agar para petani mengikuti bimbingan dengan serius karena itu menyangkut kesuksesan mereka sendiri yang akan mengembangkan tanaman kakao.

Pada salah satu sesi penyuluhan di Desa Rantelimbong, Kecamatan Lasusua, dibagi tiga kelompok. Para petani tekun mendengar pemaparan yang disampaikan ke mereka. Menurut Kadis Pertanian Kolut, Samsu Ridjal, kelompok tani yang terlibat itu hanya petani yang kakaonya didaftarkan untuk direvitalisasi. “Mulai cara membibit, menanam, merawat tanaman termasuk pemupukannya diajarkan dan akan praktik langsung,” terangnya, Jumat (23/3).

Sekolah lapangan tersebut dilakukan ke kelompok tani secara langsung pada 15 kecamatan. Pihaknya telah melakukan itu di tiga lokasi terpisah, yakni di Kecamatan Wawo, Lambai dan Rante Angin. Jumat (23/3), mereka menyambangi dua lokasi lagi yakni Batu Ganda serta Watunohu. Menyangkut tanaman sela, Pemkab hanya menyiapkan dua jenis prioritas, talas Jepang dan jagung. Untuk talas pihaknya telah melakukan penyemaian dan akan dilakukan penanaman perdana, Minggu (25/3). “Karena hanya dua jenis tanaman ini yang kami jamin pasarannya jelas,” ucapnya.

Di Totallang, ditemui tempat pembibitan dengan perkiraan jumlah daya tampung ribuan bibit akan dikembangkan. Namun, Samsu Ridjal tidak mengetahui hal itu dan dipastikan bukan kegiatan Pemkab serta tak ada kaitannya dengan program revitalisasi kakao. “Mungkin punya warga atau pengusaha yang mengembangkan bibit di sana tetapi itu bukan bagian dari kami dan saya tidak mengetahui hal itu,” pungkasnya.

Setelah para petani menyiapkan lahan kakao tersebut usai dilakukan sekolah lapangan maka pengadaan bibit melalui proses tender akan dilakukan. Petani akan mengembangkan tanaman sela jagung dan talas selama proses penantian kakaonya menghasilkan buah. (c/rus)

Tidak ada komentar

Diberdayakan oleh Blogger.