PLN Kendari Klaim Surplus 23 MW
KENDARIPOS.CO.ID — Pemadaman lampu secara bergilir yang akhir-akhir ini sering terjadi di Kota Kendari, ternyata tidak ada kaitannya dengan persoalan defisit daya listrik. Sebab, PT. PLN (Persero) Area Kendari mengklaim memiliki daya yang lebih dari cukup atau boleh dikatakan surplus. Jumlahnya bahkan mencapai 23 Mega Watt (MW)
Hal itu diungkapkan Plh. Manager PT. PLN (Persero) Area Kendari, Eko Riduwan. Dia mengatakan, bicara Area Kendari, ada beberapa macam sistem di dalamnya. Di Kota Kendari ada sistem Kendari dengan daya mampu 99 MW. Dimana, demand (permintaan) ada di angka 76 MW. Artinya, ada kelebihan daya hingga 23 MW.
“Daya mampu 99 MW, beban puncak 76 MW dan cadangan daya 23 MW. Jadi kita surplus 23 MW. Sistem di luar Kendari, ada sistem Kolut, Bombana dan Kolaka, itu nggak ada yang sifatnya defisit. Semua surplus. Bahkan untuk Kolaka, tahun 2016 ada tambahan daya dari pembelian lewat PT. Antam. Jadi sistem Kolaka kami beli dari PT. Antam sebanyak 5 MW. Sekarang di sana total daya 17-an MW. Jadi nggak ada lagi sistem kami yang defisit,” katanya, saat ditemui di ruang kerjanya, selasa (27/2).
Terkait masih adanya pemadaman lampu, kata dia, itu bukan disebabkan kurangnya daya. Melainkan dipengaruhi tiga hal. Eko menjelaskan, secara garis besar mati lampu disebabkan tiga hal yakni defisit karena kurang daya, karena ada pemeliharaan yang sifatnya korektif (sengaja-red) dan gangguan. Untuk kasus padam lampu, lanjut dia, itu disebabkan karena gangguan.
Menurut Eko yang juga Asisten Manager Perencanaan, di sepanjang Jaringan Tekanan Menengah (JTM) 20 ribu volt, banyak badai petir yang terjadi beberapa minggu yang lalu. Secara sistem, badai itu menyebabkan lampu padam. walaupun petirnya sendiri nggak mengena ke jaringan. Namun, dalam istilah jaringan, ada yang namanya induksi. Dimana, ada beberapa titik yang memang sangat rawan dan sebenarnya sudah diantisipasi oleh PLN.
“Tapi yang namanya petir tuh nggak ada ukurannya. Jadi induksi itu kena saja. belakangan itu sering mati lampu, ya karena gangguan itu tadi. Soal daya, kami surplus 23 MW dan untuk Kota Kendari sebenarnya lebih dari cukup dengan posisi sekarang. Tapi ini di luar konteks masalah teknis. Makanya itu untuk mengejar 23 MW itu, kita kan mau jualan nih. Kita punya cadangan 23 MW yang belum termakan atau terkonsumsi oleh konsumen, kita lagi giatnya untuk mengejar sebanyak-banyaknya konsumen memanfaatkan 23 MW, terutama konsumen dari industri,” jelasnya.
Kendati surplus, namun rupanya PT. PLN Area Kendari memiliki daftar tunggu sebanyak 60 MW yang tersebar se-area Kendari yang meliputi KOlut, Kolaka, turun rayon unaaha (Konawe) Konsel, Bombana, kota lama dan Rayon Wua-wua. Artinya, masih kurang 30 MW lagi yang harus disediakan oleh perusahaan listrik negara itu. Kata Eko, itu yang sementara dikejar oleh PT. PLN Area Kendari.
“Tapi kalau dari sisi jumlah pelanggan daftar tunggu, kalau nggak salah perhari ini sekitar 26 pelanggan saja. Itu laporan 26 Februari. Itu dari pelanggan rumah tangga, yang sudah bayar, tapi belum kami layani. Kami kan butuh waktu untuk masang titik pelanggan tadi. Itu lebih kecil dari dulu-dulu, karena kami punya gerakan pemasaran, one day service. Jadi jangankan pelanggan kecil seperti rumah tangga, pelanggan gede tegangan menengah di atas 197 KVA, itu bisa kita layani satu hari saja. Hari ini bayar, besok nyala. Karena kami punya gerakan percepatan pembangunannya,” tandasnya. (Ind/b)
Post a Comment