Rencana ambisius NASA untuk menyelamatkan Bumi dari letusan gunung api super
Dengan prediksi akan adanya letusan dahsyat, cara ini mungkin adalah satu-satunya yang bisa ditempuh untuk mencegah punahnya manusia.
Di bawah permukaan Taman Nasional Yellowstone, AS yang tampak tenang, ada kantung magma besar.
Kantung magma inilah yang bertanggungjawab untuk geyser dan mata air panas yang menjadi kekhasan area itu, namun bagi para ilmuwan NASA, inilah ancaman alami terbesar bagi peradaban manusia, karena potensinya menjadi sebuah gunung api super.
Gunung api raksasa yang tidak bisa ditemukan para ahli Enam tipe letusan gunung berapi yang patut Anda ketahuiMenyusul artikel yang kami terbitkan sebelumnya tentang gunung api super pada Juli 2017 lalu, sekelompok peneliti NASA menghubungi kami untuk berbagi laporan yang sebelumnya tak pernah dilihat oleh orang di luar badan ilmiah tersebut akan ancaman gunung api — dan apa yang bisa dilakukan untuk mengatasinya.
"Saya adalah anggota Dewan Penasihat NASA untuk Pertahanan Planet, yang mempelajari cara-cara yang bisa dilakukan NASA untuk melindungi planet dari asteroid dan komet," kata Brian Wilcox dari Laboratorium Propulsi Jet (JPL) di California Institute of Technology.
"Saya menyimpulkan dalam penelitian itu bahwa ancaman gunung api super jauh lebih besar daripada asteroid dan komet."
Hak atas foto Nasa/Getty Images Image caption Astronot di Stasiun Angkasa Luar Internasional bisa melihat pemandangan yang mengesankan saat gunung api meletus.Ada sekitar 20 gunung api super di Bumi, dan letusan besar rata-rata terjadi sekali setiap 100.000 tahun.
Salah satu ancaman terbesar dari letusan itu adalah kelaparan, dan musim dingin vulkanik bisa menghambat peradaban memiliki makanan yang cukup untuk jumlah penduduk sekarang. Pada 2012, PBB memperkirakan bahwa cadangan makanan hanya akan bertahan 74 hari.
Saat ilmuwan NASA meneliti masalah ini, mereka menemukan bahwa solusi paling logis adalah dengan mendinginkan gunung api super.
Gunung api seukuran taman nasional Yellowstone pada dasarnya adalah sebuah generator panas raksasa, setara dengan enam pembangkit listrik industri.
Yellowstone saat ini membocorkan sekitar 60-70% panas ke permukaan atmosfer dari bawah, panas ini dialirkan lewat air yang mengalir ke ruang atau kantung magma lewat celah-celah.
Sisanya menumpuk di dalam magma, dan memungkinkan lepasnya semakin gas yang tidak stabil dan batu-batu di sekitarnya. Saat panas ini mencapai batas tertentu, maka erupsi yang eksplosif pun tak terhindarkan.
Dapatkah letusan gunung berapi sebabkan kiamat? Kekuatan menakjubkan dari gunung berapiTapi jika ada lebih banyak panas yang bisa diekstraksi, maka gunung api super ini tak akan pernah meletus.
NASA memperkirakan bahwa jika peningkatan 35% dalam pemindahan panas bisa dilakukan dari kantung magma, maka Yellowstone tak akan lagi jadi ancaman. Pertanyaannya kini, seperti apa?
Salah satu kemungkinannya adalah meningkatkan jumlah air dalam gunung api super. Namun dari sisi perspektif praktis, sulit untuk meyakinkan politisi melakukan inisiatif semacam ini.
"Membangun sebuah waduk besar di bagian atas sebuah kawasan pegunungan akan sulit dan mahal, dan orang tidak mau airnya digunakan dengan cara itu," kata Wilcox.
"Orang-orang di seluruh dunia kesulitan air dan sebuah proyek infrastruktur besar, di mana satu-satunya cara menggunakan air adalah untuk mendinginkan sebuah gunung api super, akan sangat kontroversial."
Hak atas foto Getty Images Image caption Jika gunung api super meletus, maka erupsinya akan berkali-kali lipat lebih kuat dari gunung Sinabung.Maka NASA mengembangkan cara yang sangat berbeda. Mereka percaya bahwa solusi paling mungkin adalah mengebor 10km ke bawah tanah ke arah gunung api super, dan memompa air dengan tekanan tinggi.
Air yang berputar-putar di situ akan kembali pada suhu 350C, dan secara perlahan hari per hari akan menarik panas dari gunung api. Dan meski proyek itu bernilai $3,46 miliar (atau sekitar Rp46 triliun lebih), politisi akan lebih mudah diyakinkan untuk menyetujui dana itu.
"Saat ini Yellowstone mengeluarkan sekitar 6GW panas," kata Wilcox.
"Dengan mengebor seperti ini, ini bisa digunakan untuk menciptakan pembangkit geothermal, yang menghasilkan tenaga listrik dengan harga kompetitif, sekitar $0,10/kWh."
Seperti apa kehidupan di atas tanah api yang bisa meledak kapan saja? Letusan Gunung Agung tahun 1963 turunkan suhu Bumi"Anda harus memberi insentif pada perusahaan geothermal untuk mengebor lebih dalam dan menggunakan air yang lebih panas dari yang biasanya mereka gunakan, tapi Anda akan mendapat kembali investasi awal itu dan mendapat listrik yang bisa memenuhi kebutuhan kawasan di sekitar situ selama puluhan ribu tahun."
"Dan keuntungan jangka panjangnya adalah Anda mencegah letusan gunung api super yang akan menghancurkan kemanusiaan."
Namun mengebor gunung api super tak bebas dari risiko, salah satunya memicu letusan yang justru akan dicegah.
"Hal yang terpenting ialah tidak membahayakan," kata Wilcox.
"Jika Anda mengebor bagian atas kantung magma dan mencoba mendinginkannya dari sana, ini akan berisiko. Ini bisa membuat penutup kantung magma menjadi rapuh dan rentan pecah. Dan Anda bisa memicu pelepasan gas yang tak stabil dan berbahaya ke magma di bagian penutup kantung, yang sebelumnya tidak akan terlepaskan."
Hak atas foto Getty Images Image caption Letusan gunung api Etna, dilihat dari ruang angkasa; di utara dekat Napoli ada gunung api super Campi Flegrei.Yang harus dilakukan adalah mengebor gunung api super dari sisi yang lebih rendah, dimulai dari luar batasan Taman Nasional Yellowstone, dan mengekstraksi panas dari bagian bawah ruang magma.
"Dengan cara ini, Anda mencegah panas dari bawah mencapai ke puncak ruang magma, dan di sanalah ada ancaman sebenarnya," kata Wilcox.
Meski begitu, mereka yang mengawali proyek ini mungkin tak akan melihatnya selesai, atau membayangkan bahwa ide ini akan sukses dalam hidup mereka.
Mendinginkan Yellowstone dengan cara ini akan terjadi dengan kecepatan satu meter per tahun, dan butuh ribuan atau puluhan ribu tahun sampai yang tersisa adalah batu dingin.
Meski ruang magma Yellowstone tak perlu menjadi beku sampai tak lagi jadi ancaman, tapi tetap saja tidak ada jaminan bahwa usaha ini akan sukses, sedikitnya selama ratusan atau ribuan tahun.
Namun untuk mencegah bencana semacam ini, pemikiran jangka panjang dan perencanaan adalah satu-satunya pilihan.
Bocah yang selamat dari letusan gunung berapi berkat sekaleng sarden Ternate, pulau tempat ditulisnya teori evolusi"Dengan proyek seperti ini, Anda mengawali proses dan mendapat keuntungan utama dalam kehidupan sehari-hari, yaitu tambahan suplai listrik," kata Wilcox.
Rencana seperti ini mungkin diterapkan pada setiap gunung api super aktif di seluruh dunia, dan ilmuwan NASA berharap bahwa cetak biru yang mereka buat ini akan mendorong semakin banyak diskusi ilmiah praktis dan debat untuk mengatasi ancaman tersebut.
"Saat orang pertama kali mempertimbangkan untuk melindungi Bumi dari tumbukan asteroid, mereka bereaksi dengan cara yang sama terhadap ancaman gunung api super," kata Wilcox.
"Orang berpikir, ' Meski kita kecil, tapi bagaimana manusia bisa melindungi diri dari jatuhnya asteroid ke Bumi.' Ternyata, jika kita bisa menciptakan sesuatu yang sedikit demi sedikit mendorong untuk waktu yang lama, kita bisa membuat asteroid tidak menabrak Bumi. Maka masalahnya menjadi semakin mudah dari yang disangka sebelumnya."
"Dalam dua kasus ini, kita membutuhkan komunitas ilmuwan untuk menginvestasikan kekuatan otak mereka dan Anda harus segera mulai. Namun Yellowstone meletus setiap 600.000 tahun, dan sudah 600.000 tahun sejak Yellowstone terakhir kali meletus, dan ini harus membuat kita tersadar."
Versi asli tulisan ini bisa Anda baca di Nasa's ambitious plan to save Earth from a supervolcano di laman BBC Future
Post a Comment