Pemkot Salatiga belajar dari keberhasilan Surabaya

LENSAINDONESIA.COM: Keberhasilan Surabaya meraih berbagai penghargaan menjadi contoh bagi daerah lain untuk belajar. Kali ini kunjungan datang dari Kota Salatiga, Jawa Tengah yang rencananya berada di Surabaya selama tiga hari yaitu tanggal 4-6 Desember.

Kedatangan rombongan jajaran Organisasi Perangkat Daerah (OPD) dan wartawan tersebut berniat belajar secara langsung untuk mengadopsi kebijakan yang dilakukan terutama terkait kehumasan.

Beberapa agenda yang dilakukan adalah diterima Pemkot Surabaya di ruang sidang Balai Kota, dan mengunjungi beberapa tempat di Surabaya

Wali Kota Salatiga H. Yulianto mengatakan selain silaturahmi, kedatangan kali ini ingin belajar banyak hal dari Surabaya yang nantinya bisa diterapkan diterapkan untuk kemajuan.

“Banyak hal yang akan kita pelajari dari Surabaya sebagai kota dengan kemajuan pesat dan berhasil. Tentunya kita mengadopsi hal-hal yang bermanfaat demi kemajuan Kota Salatiga,” kata Yulianto saat pertemuan dengan Pemkot Surabaya.

H. Yulianto juga mengapresiasi kinerja nyata yang sudah dilakukan pemkot Surabaya. Menurutnya, Surabaya tidak hanya mampu menyelesaikan berbagai permasalahan, tetapi pemkot Surabaya juga mampu menyelesaikan permasalahan sosial lainnya serta mewujudkan program kerja nyata untuk memudahkan segala bentuk pengurusan bagi warganya.

“Seperti diketahui kinerja Pemkot Surabaya dan seluruh stakeholder sudah sangat baik dan dikenal banyak kota-kota yang ada di Indonesia. Bahkan beberapa programnya menjadi pilot project nasional, salah satunya pengelolaan sampah yang berhasil diubah menjadi listrik dan mall pelayanan publik,” ungkanya.

Sementara itu, Wakil Walikota Surabaya Whisnu Sakti menyampaikan beberapa hal terkait kinerja nyata yang sudah dilakukan Surabaya kepada masyarakatnya antara lain pembangunan jalan, saluran air, layanan kesehatan dan pendidikan gratis, pendampingan bagi kelompok UKM untuk meningkatkan perekonomian dan pembangunan fasilitas untuk mewadahi kebutuhan masyarakat surabaya.

Khusus untuk pelaku UKM, lanjut Wisnu, pemkot melakukan pendampingan hingga mereka mampu menghasilkan uang secara mandiri. Ia memberi contoh hasil kerja nyata yang dilakukan pemkot.

“Seperti kampung lontong yang omsetnya tidak kurang dari 3 miliyar dan kampung dolly yang mampu menjual berbagai macam kerajinan tangan, produk fashion dan makanan sampai ke luar negeri,” ujar Wisnu.

Disampaikan pula oleh Wisnu terkait pemberiaan makanan secara gratis kepada 15 ribu lansia, difabel dan yatim piatu serta pemberian pendidikan gratis bagi siswa siswi SD dan SMP baik swasta maupun negeri.

“Salah satu contohnya, pemkot telah bekerjasama dengan citilink untuk memberikan kesempatan bagi anak-anak kurang mampu yang ingin bersekolah di dunia penerbangan,” imbuhnya.

Setelah mendengar pemaparan dari wakil wali kota, OPD Salatiga melontarkan beberapa pertanyaan salah satunya terkait tugas pokok dan fungsi (TUPOKSI) antara Humas dan Dinas

Komunikasi dan Informatika (Diskominfo). Mengingat tujuan utama kunjungan pemkot Salatiga belajar tentang kehumasan. Sekretaris Dinas Komunikasi dan Informatika (Diskominfo) Cahyo Utomo memberikan penjelasan terkait Tupoksi yang ditanyakan OPD Salatiga tersebut. Baginya, tupoksi antara humas dan diskominfo sudah terbagi dengan jelas.

“Kalau Humas itu fokusnya di pemberitaan sedangkan kominfo terkait jaringan, database dan pengembangan masyarakat.Jadi tidak mungkin bertabrakan,” jelas [email protected]

Tidak ada komentar

Diberdayakan oleh Blogger.