Bupati Kolut Tuntas Sosialisasikan Kakao di 15 Kecamatan
KENDARIPOS.CO.ID — Sosialisasi program revitalisasi kakao pada 15 kecamatan di Kolaka Utara (Kolut), akhirnya tuntas dilakukan Bupati, H. Nur Rahman Umar. Kegiatan tersebut berahir di Desa Ulu Wawo, Kecamatan Wawo. Sosialisasi program revitalisasi kakao bertajuk “Gerakan Tani Sejahtera” itu dihadiri ratusan petani. Mereka (petani) diyakinkan, dalam proses revitalisasi itu telah ada tanaman sela yang pasarannya bisa dijamin.
Nur Rahman menjelaskan, para petani tidak perlu ragu jika harus melakukan pembersihan lahan kakao secara total. Tanaman sela yang sudah jelas pasarannya bisa dijamin pemerintah saat ini yakni komoditi jagung. “Pasaran harus jelas, jangan kita berlomba-lomba menanam hortikultura tetapi saat panen nanti dimainkan para tengkulak,” ujar Kolut-1 itu, Senin (11/12).
Tanaman sela yang akan dikembangkan tidak hanya sampai revitalisasi kakao berjalan sukses hingga panen, namun akan terus berlanjut. Diharapkan, hasil panen kakao bisa ditabung dan dari tanaman sela untuk kebutuhan harian. Di samping jagung, juga ada talas jepang yang pasarannya terjamin. Namun karena bibitnya masih terbatas akan dikembangkan dulu hingga jumlahnya banyak.
“Tidak usah ragu mendukung revitalisasi, karena kakao punya pangsa pasar yang jelas dan merupakan komoditi ekspor yang tidak hanya di Eropa tetapi juga di Asia. Ini bukan hanya program namun sebuah gerakan hingga langsung terjun ke lapangan,” kata bupati, meyakinkan.
Nur Rahman menekankan, meskipun program ini diyakini bisa berhasil, namun tanpa dukungan masyarakat, pemerintah akan sulit mewujudkan. “Meskipun anggaran dari pemerintah terbatas namun para petani jangan berpangku tangan karena keberhasilan revitalisasi tergantung petani masing-masing. Dulu tidak pernah ada bantuan, namun perkebunan kakao berhasil juga. Itu karena kemauan ada dari diri kita masing-masing,” tuturnya.
Oleh karena itu, camat hingga Kades harus menggerakkan dana desa (DD) maupun alokasi dana desa (ADD) ke gerakan tani sejahtera tersebut. “Cukup satu program saja jika memang itu membuahkan hasil maksimal, dibanding banyak namun tidak jelas penggunaan uang negara itu,” tandas Nur Rahman. (b/rus)
Post a Comment