Apa yang perlu anda ketahui tentang sabu cair, narkoba yang dikemas dalam botol air mineral
Sebuah diskotek di Jakarta Barat digerebek pada Minggu (17/2) dini hari, setidaknya 120 orang terindikasi positif sabu-sabu diamankan dalam penggerebekan ini,
Razia diskotek MG yang berlokasi di Jalan Tubagus Angke, Jakarta barat ini sekaligus menguak modus peredaran sabu-sabu cair yang dikemas ke botol air mineral. Sebuah laboratorium yang dilengkapi dengan prekursor untuk membuat narkotik didapati di diskotek ini.
Sabu cair yang mengandung zat psikotropik metamphetamine ini dikemas dalam botol air mineral dan dihargai Rp 400 per botol.
Desa-desa Muslim di Thailand yang warganya kecanduan narkoba Empat hal tentang PPC, obat keras yang 'menggemparkan' Kendari Media sosial: Ketergantungan yang 'lebih parah daripada alkohol atau narkoba'Berikut adalah beberapa hal yang perlu anda ketahui tentang sabu cair, jenis narkotika yang tergolong jenis baru ini.
Pabrik sabu cair terbesar
Setelah melakukan penyelidikan selama satu bulan, Badan Narkotika Nasional (BNN) menemukan bukti bahwa diskotek MG menjadi pusat peredaran narkoba jenis sabu atau metamphetamine.
Tidak hanya menjadi tempat peredaran, menurut Deputi Bidang Pemberantasan BNN Irjen Arman Depari diskotek ini juga memproduksi sabu cair mereka sendiri. Diskotek ini diduga sudah memproduksi sabu cair selama dua tahun terakhir.
"Dari informasi yang kita terima bahwa narkoba yang digunakan diproduksi sendiri di tempat ini. Oleh karena itu kita lakukan operasi, melakukan pemeriksaan terhadap seluruh pengunjung dan juga pegawai," ujar Arman.
Hak atas foto Kompas.com/Setyo Adi Image caption Kondisi diskotek MG pada Senin (18/12). Diskotik ini digrebek oleh BNN karena terdapat pabrik narkotika di lantai 4 bangunan tersebutDalam razia yang digelar Minggu (17/12) dini hari, Badan Narkotika Nasional (BNN) menggeledah seluruh ruang di gedung berlantai empat tersebut dan mendapati laboratorium pembuatan narkoba jenis ekstasi dan sabu-sabu di lantai 2 dan 4 berikut prekursor (zat kimia bahan pembuat pil ekstasi dan sabu-sabu)
Arman menyebut pabrik narkoba ini tergolong kategori laboratorium narkotika terbesar.
"Tempat hiburan malam tersebut produksi narkotika dan diedarkan ke pengunjungnya. Di malam hari produksi. Ini produksi narkoba terbesar. Bentuk narkobanya cairan," ujar Arman.
Tak berbau
BNN pula menemukan alat untuk mengekstrak sabu padat menjadi sabu cair. Sabu padat yang tadinya berbau tajam, setelah diekstrak menjadi berbentuk cair menjadi tidak berbau, bahkan sulit diendus oleh anjing pelacak.
Artinya, pengembangan jenis narkoba semakin mutakhir dan semakin bisa disembunyikan dari pihak berwajib.
Dalam penggerebekan ini, BNN mengamankan barang bukti 80 botol sabu-sabu cair dan sejumlah botol kosong.
Hak atas foto Phil Walter/Getty Images Image caption Jika sabu padat atau crystal meth berbau tajam, sabu cair justru tidak berbau sehingga sulit diendus oleh anjing pelacakDilarutkan ke air minum
Narkoba bentuk cair ini memiliki efek serupa dengan yang berbentuk padat. Namun, untuk mengelabui orang, penggunaannya dilarutkan ke dalam air minum.
Sabu cair ini kemudian dijual dalam bentuk air minum kemasan dengan ukuran 330 mililiter yang sudah dicabut label merknya. Satu botol sabu cair seharga Rp 400 ribu bisa untuk dikonsumsi 4 orang.
Kepala Balai Rehabilitasi BNN Jolan Tedjokusumo mengatakan sabu berbentuk cair memang tampak baru di Indonesia. Namun sebenarnya, narkoba itu sudah beredar sebelumnya di luar negeri.
"Misalnya di Jepang yang pemakaiannya dengan cara disuntik."
Mengapa tahanan narkoba asal AS bisa kabur dari LP Kerobokan Bali? Diciduk lagi, warga Amerika yang kabur dari penjara Bali Bisakah menghentikan peredaran narkoba di dan dari penjara?Kepala Badan Narkotika Nasional Provinsi (BNNP) DKI Jakarta, Brigjen Johnypol Latupeirissa mengungkapkan sabu cair yang ditemukan di diskotek ini berbeda dnegan narkoba cair atau liquid drugs bermodus rokok elektrik yang sempat ditemukan BNN beberapa waktu lalu.
"Bukan (Liquid Vape), jadi dia bentuknya sama seperti cairan air mineral. Kelihatannya jernih tapi itu golongan narkotika," lanjut Johny.
Dia menambahkan menuturkan sabu cair pada dasarnya bukan narkoba jenis baru lantaran kandungan zat psikotropikanya sama dengan sabu padat. Namun, diakui pengemasan dalam botol air kemasan ini merupakan modus baru.
Sabu atau methamphetamine memicu pelepasan hormon dopamin yang memicu rasa senang dan euforia. Dalam jangka pendek ini berakibat pada peningkatan denyut jantung dan tekanan darah, namun kerusakan otak bisa terjadi jika digunakan dalam pemakaian jangka panjang.
Peredaran ekslusif
Tak sembarang orang bisa mengkonsumi sabu cair di diskotek MG . Menurut Johny, sabu cair ini hanya diedarkan di dalam diskotek.
Orang yang membelinya harus memiliki kartu anggota dan sudah kenal dekat dengan pengelola diskotek.
"Nanti akan kita dalami. Jadi mereka tidak memberi member sembarangan. Mereka juga melihat orang-orang yang punya duit," ujar Johny.
Hak atas foto Ari Saputra/Detikcom Image caption Deputi Bidang Pemberantasan BNN Irjen Arman Depari menyebut pabrik narkoba ini tergolong kategori laboratorium narkotika terbesar.Persyaratan utama untuk menjadi member yang bisa menikmati sabu cair adalah berdasarkan profil dan jumlah uang yang dikantongi calon member.
Bahkan, pengelola diskotek bakal memeriksa rekening tabungan calon member untuk memastikan bahwa mereka memiliki cukup uang untuk dihabiskan di sana.
Pemilik dan operator laboratorium masih buron
Pasca-penggerebekan, sebanyak 120 pengunjung diskotek MG digelandang BNN menggunakan tiga metromini. 80 orang di antaranya adalah pria, sisanya adalah perempuan. Hasil tes urine menunjukkan mereka positif menggunakan narkotik. Selanjutnya, 120 orang tersebut akan direhabilitasi.
Mereka dibawa petugas BNN beserta 20 orang operator laboratorium pembuatan narkoba.
Hak atas foto kompas.com Image caption Sejumlah wanita pengunjung diskotek MG digelandang ke kantor BNN menggunakan metrominiSelain mengungkap laboratorium pembuatan narkoba di diskotek tersebut, BNN juga menangkap lima orang tersangka, yakni Wastam (43 tahun), Ferdiansyah (23), Dedi Wahyudi (40), Mislah (45), dan Fadly (40).
Sedangkan satu orang tersangka atas nama Rudy, pemilik diskotek dan operator laboratorium masih buron.
Setelah diketahui menjadi laboratorium produksi narkoba, tempat hiburan malam ini ditutup dan dipasangi garis polisi untuk pemeriksaan lebih lanjut.
Merespon insiden ini, Wakil Gubernur DKI Jakarta Sandiaga Uno memerintahkan jajarannya untuk mencabut izin usaha Diskotek MG. Tak hanya itu, ia juga meminta diskotek yang digunakan sebagai pabrik sabu cair tersebut segera diproses secara pidana.
Post a Comment