Ahed Tamimi, perempuan 'berani' Palestina yang menampar tentara Israel
Ahed Tamimi, seorang remaja Palestina yang menampar tentara Israel dan terekam dalam video yang viral, dibawa ke pengadilan militer di Tepi Barat.
Dalam video yang direkam pekan lalu, dua remaja Palestina, salah seorang di antaranya Ahed, mendorong, menendang dan menampar dua tentara tersebut, rekaman yang diambil dengan telepon seluler di desa Nabi Saleh di Tapi Barat, yang diduduki Israel.
Video lainnya menunjukkan dua remaja itu menyuruh dua tentara Israel, yang berdiri di tangga rumah mereka, untuk pergi. Insiden itu terjadi saat bentrokan terjadi di Tepi Barat Jumat (15/12) lalu menentang pengakuan Presiden Amerika Serikat Donald Trump yang mengakui Yerusalem sebagai ibu kota Israel.
Ahed sendiri ditahan dini hari oleh tentara yang menggerebek rumahnya Selasa (19/12), sementara ibunya telah ditahan sebelumnya.
Apa yang mendasari pengakuan Trump atas Yerusalem? Tujuh hal yang harus Anda ketahui Yerusalem: Kota di mana Muslim dan Kristen Palestina menentang Israel Donald Trump akan mengakui Yerusalem sebagai ibu kota IsraelAyah Ahed, Bassem, yang dikenal sebagai aktivis Palestina, terbangun karena gedoran pintu tentara Israel pada pukul 03:00 pagi.
Bassem mengatakan tentara Israel mengobrak abrik rumahnya dan memberitahu keluarga bahwa Ahed ditahan, dengan tuduhan terlibat dalam kerusuhan.
Bassem mengatakan tentara sebelumnya melepaskan gas air mata dan memecahkan jendela rumah keluarga itu.
Sepupu Ahed, Mohammed yang berusia 14 tahun juga terkena peluru karet yang ditembakkan tentara.
Mohammed dilaporkan terluka dalam unjuk rasa mingguan di desa Nabi Saleh, sementara militer Israel mengatakan lebih dari 200 warga Palestina melempar batu.
"Beberapa warga Palestina masuk ke satu rumah dan mulai melemparkan batu ke arah tentara dari dalam rumah dengan persetujuan pemilik," kata militer Israel.
Tentara Israel melempar granat ke rumah Hak atas foto AFP Image caption Ahed (tengah) memprotes tentara Israel dalam aksi solidaritas tahanan Palestina yang mogok makan tanggal 12 Mei lalu."Tentara mengangkut perusuh dari rumah mereka dan tetap berada di depan rumah untuk mencegah kerusuhan lebih lanjut. Tak lama kemudian, beberapa perempuan Palestina keluar untuk menghadapi tentara dan memicu provokasi," tambah tentara Israel.
Tentara mengatakan penyelidikan menunjukkan komandan infantri termasuk salah seorang dari dua tentara di video dan ia "telah bertindak profesional dengan tak menanggapi".
"Warga Palestina itu seharusnya ditahan saat insiden, karena mereka secara fisik menyerang tentara melakukan tugas," kata tentara lagi.
Dalam video itu, Ahed menyuruh tentara angkat kaki dari pekarangan rumahnya. Tentara Israel tidak bergerak dan Ahed memukul dan menendang mereka. Seorang remaja lain dan satu perempuan juga mendorong dan memukul.
Dalam unggahan di Facebook, ayah Ahed, Bassem menulis, "Tentara (Israel) menyerang rumah saya dan menahan putri saya menyusul serangan media Israel terhadapnya. Mereka mencuri telepon kami, kamera dan laptop dan memukul istri dan anak-anak saya."
Ia mengatakan kepada surat kabar Israel, Yedioth Aharonth, Senin (18/12) bahwa insiden di video terjadi setelah tentara "masuk ke pekarangan rumah dan mulai melemparkan granat dan memecah jendela rumah."
Pujian untuk Ahed Hak atas foto AFP Image caption Pada 28 Agustus 2015, Ahed (kiri) melawan tentara Israel dan ikut mencoba menyelamatkan anak Palestina yang ditahan."Satu jam sebelum insiden itu, mereka memukul seorang anak muda dan ada kemungkinan tentara yang memukul anak itu adalah mereka berdua."
Ia menambahkan, "Sikap mereka tampak berperikemanusiaan, namun secara sebenarnya tidak. Saya bangga dengan putri saya dan apa yang ia lakukan."
Dua tahun lalu, Ahed Tamimi juga terekam dalam satu video yang viral. Dia menggigit tangan tentara Israel yang menahan seorang anak laki Palestina yang menurut Israel melempar batu.
Warga Palestina memuji langkah Ahed sementara Israel menuduh keluarganya menggunakan Ahed sebagai alat propaganda.
Sejumlah komentar yang masuk termasuk dari wartawan surat kabar tertua Israel, Haaretz, Asaf Ronel yang memuji Ahed sebagai "perempuan yang berani."
"Tentara Israel tak tahan dipermalukan oleh dua perempuan Palestina yang berani," tulisnya di Twitter.
Sementara komentar lain, Ben White, menulis, "Pada malam penggerebekan terjadi setelah remaja itu memfilmkan sejumlah tentara pendudukan Israel yang secara rutin meneror desa dan penduduknya."
Post a Comment