TNI AU Kembangkan Radar
✈️ Teken MoU dengan UGM✈️ ilustrasi Radar Weibel TNI AU [TNI AU]
TNI AU menandatangani MoU dengan Universitas Gadjah Mada (UGM) hari ini. Kerjasama ini berkaitan dengan rencana pembuatan radar.
Lantaran TNI AU sampai sekarang masih kekurangan radar di sejumlah tempat.
"Sampai sekarang TNI AU baru punya 20 radar, idealnya 32 radar," ujar KSAU Marsekal TNI Hadi Tjahjanto kepada wartawan, usai meneken MoU di ruang sidang Grha Sabha Pramana UGM, Sleman, Senin (7/8/2017).
Adanya kerjasama ini diharapkan kekurangan 12 radar bisa dicukupi para peneliti UGM. KASAU juga berharap, dalam pengembangan radar ini mahasiswa TNI AU yang menempuh studi di UGM dilibatkan.
"Kan kami punya 13 mahasiwa S2 dan S3 yang kuliah di sini," ucapnya.
KSAU mengakui beberapa minggu lalu pihaknya memasang radar pemantau di Pantai Congot, Kulon Progo. Pemasangan ini dilakukan karena radar yang lama sudah dimakan umur. Radar tersebut buatan tahun 1962.
"Radar baru yang dipasang ini bisa mengamankan daerah Yogya, Bandung dan Semarang," paparnya.
Rektor UGM Prof Ir Panut Mulyono, M Eng, D Eng menambahkan, pihaknya menyambut baik kerjasama pembuatan radar ini. Menurut Panut kerjasama ini adalah bukti bahwa UGM mendukung pengembangan alutsista, sebagai alat pemantauan batas wilayah RI dari laut, udara dan darat.
"Kita harus memperkuat alutsista dengan tidak mengandalkan teknologi dari luar," papar Panut.
"Saya kira kerjasama ini bisa meningkatkan kekuatan kita untuk mengamankan negara serta mendorong kemajuan bangsa ini," imbuhnya.
Panut berharap adanya MoU antara UGM dengan TNI AU bisa memperluas kerjasama antar kedua belah pihak. Apalagi UGM disebutnya memiliki banyak ahli di bidang radar, sehingga diharapkan dapat memberikan kontribusi ke TNI AU.
"Mahasiswa yang melanjutkan S2 di Fakultas Teknik belajar tentang radar, belajar tentang persenjataan itu sudah banyak. Tapi dengan MoU ini diharapkan bisa diperluas kerjasamanya," harapnya.
"Kami punya ahli-ahli, sehingga tadi pak KSAU menyampaikan kurang (radar). Maka nanti kita kembangkan (dalam bentuk) kerjasama. Konstribusi kita berupa hasil-hasil riset dan pengembangan radar, karena kita punya banyak programmer terkait dengan radar," tutupnya. (sip/sip)
TNI AU menandatangani MoU dengan Universitas Gadjah Mada (UGM) hari ini. Kerjasama ini berkaitan dengan rencana pembuatan radar.
Lantaran TNI AU sampai sekarang masih kekurangan radar di sejumlah tempat.
"Sampai sekarang TNI AU baru punya 20 radar, idealnya 32 radar," ujar KSAU Marsekal TNI Hadi Tjahjanto kepada wartawan, usai meneken MoU di ruang sidang Grha Sabha Pramana UGM, Sleman, Senin (7/8/2017).
Adanya kerjasama ini diharapkan kekurangan 12 radar bisa dicukupi para peneliti UGM. KASAU juga berharap, dalam pengembangan radar ini mahasiswa TNI AU yang menempuh studi di UGM dilibatkan.
"Kan kami punya 13 mahasiwa S2 dan S3 yang kuliah di sini," ucapnya.
KSAU mengakui beberapa minggu lalu pihaknya memasang radar pemantau di Pantai Congot, Kulon Progo. Pemasangan ini dilakukan karena radar yang lama sudah dimakan umur. Radar tersebut buatan tahun 1962.
"Radar baru yang dipasang ini bisa mengamankan daerah Yogya, Bandung dan Semarang," paparnya.
Rektor UGM Prof Ir Panut Mulyono, M Eng, D Eng menambahkan, pihaknya menyambut baik kerjasama pembuatan radar ini. Menurut Panut kerjasama ini adalah bukti bahwa UGM mendukung pengembangan alutsista, sebagai alat pemantauan batas wilayah RI dari laut, udara dan darat.
"Kita harus memperkuat alutsista dengan tidak mengandalkan teknologi dari luar," papar Panut.
"Saya kira kerjasama ini bisa meningkatkan kekuatan kita untuk mengamankan negara serta mendorong kemajuan bangsa ini," imbuhnya.
Panut berharap adanya MoU antara UGM dengan TNI AU bisa memperluas kerjasama antar kedua belah pihak. Apalagi UGM disebutnya memiliki banyak ahli di bidang radar, sehingga diharapkan dapat memberikan kontribusi ke TNI AU.
"Mahasiswa yang melanjutkan S2 di Fakultas Teknik belajar tentang radar, belajar tentang persenjataan itu sudah banyak. Tapi dengan MoU ini diharapkan bisa diperluas kerjasamanya," harapnya.
"Kami punya ahli-ahli, sehingga tadi pak KSAU menyampaikan kurang (radar). Maka nanti kita kembangkan (dalam bentuk) kerjasama. Konstribusi kita berupa hasil-hasil riset dan pengembangan radar, karena kita punya banyak programmer terkait dengan radar," tutupnya. (sip/sip)
Post a Comment