Bukan Hal Baru
Komoditas Sebagai “Alat Pembayaran” AlutsistaJet tempur Sukhoi TNI buatan Rusia ●
Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum dan Keamanan, Wiranto, mengungkapkan pemanfaatan komoditas Indonesia sebagai “alat pembayaran” untuk membeli alat utama sistem persenjataan (alutsista) buatan luar negeri adalah hal biasa. Indonesia bahkan telah melakukan hal itu sejak 19 tahun lalu.
"Ini bukan hal baru. Saya sudah pernah melaksanakan itu tahun 1998. Waktu itu beli Sukhoi," kata Wiranto di Istana Wakil Presiden, Senin, 7 Agustus 2017.
Kesepakatan menukar komoditas dengan kebutuhan militer itu, lanjut Wiranto, bergantung pada perjanjian antar dua negara. Barangnya pun menyesuaikan dengan keinginan penerima.
"Komoditasnya macam-macam, sesuai dengan (kesepakatan) penjual atau pihak ketiga," ujar Wiranto.
Seperti diketahui, baru-baru ini pemerintah telah menandatangani kesepakatan kerjasama dengan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Rusia terkait penukaran produk ekspor strategis seperti kopi, teh, dan minyak kelapa sawit dengan 11 pesawat Sukhoi-SU35.
Barter komoditas dalam negeri dengan alutsista militer ini untuk mengganti sejumlah armada pesawat tempur F5 Indonesia yang sudah usang.
Selain itu, kesepakatan ini juga disebabkan oleh kondisi Rusia yang sedang menghadapi embargo perdagangan dari Amerika Serikat, Uni Eropa dan negara sekutu lainnya. Maka, Rusia membutuhkan sumber pangan alternatif. (ren)
Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum dan Keamanan, Wiranto, mengungkapkan pemanfaatan komoditas Indonesia sebagai “alat pembayaran” untuk membeli alat utama sistem persenjataan (alutsista) buatan luar negeri adalah hal biasa. Indonesia bahkan telah melakukan hal itu sejak 19 tahun lalu.
"Ini bukan hal baru. Saya sudah pernah melaksanakan itu tahun 1998. Waktu itu beli Sukhoi," kata Wiranto di Istana Wakil Presiden, Senin, 7 Agustus 2017.
Kesepakatan menukar komoditas dengan kebutuhan militer itu, lanjut Wiranto, bergantung pada perjanjian antar dua negara. Barangnya pun menyesuaikan dengan keinginan penerima.
"Komoditasnya macam-macam, sesuai dengan (kesepakatan) penjual atau pihak ketiga," ujar Wiranto.
Seperti diketahui, baru-baru ini pemerintah telah menandatangani kesepakatan kerjasama dengan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Rusia terkait penukaran produk ekspor strategis seperti kopi, teh, dan minyak kelapa sawit dengan 11 pesawat Sukhoi-SU35.
Barter komoditas dalam negeri dengan alutsista militer ini untuk mengganti sejumlah armada pesawat tempur F5 Indonesia yang sudah usang.
Selain itu, kesepakatan ini juga disebabkan oleh kondisi Rusia yang sedang menghadapi embargo perdagangan dari Amerika Serikat, Uni Eropa dan negara sekutu lainnya. Maka, Rusia membutuhkan sumber pangan alternatif. (ren)
★ VIVAnews
Post a Comment